by Adhicipta R. Wirawan on Thursday, February 3, 2011 at 9:42am
Buku kuliah yang digunakan di universitas di Amrik sampe di Indonesia rata-rata sama. Apalagi dgn adanya internet membuat distribusi informasi dan pengetahuan semakin rata.
Namun, pengetahuan saja tidak cukup... Stephen Covey (Leader in Me), mengungkapkan bahwa modal utama kesuksesan adalah kualitas diri dalam kepemimpinan, komunikasi, negosiasi, kesantunan serta inovasi dalam diri si pembelajar.
Yang menyedihkan adalah saat ini hampir semua pendidikan di Indonesia lebih fokus pada pengembangan otak kiri siswa. Jangan kaget jika banyak siswa yg frustasi karena di"hajar" otak kirinya. Orang tua berlomba-lomba mengkursuskan siswanya belajar, matematika, fisika, dll. Bahkan orang tua lebih bangga jika anaknya lomba pada hal2 yg berbau eksakta... Hal ini tidak menjadi masalah selama pengembangan otak kanan tidak "dikorbankan".
Einstein pernah mengungkapkan bahwa imajinasi lebih utama daripada pengetahuan... Artinya otak kanan haruslah dilatih.. Saat ini arah pendidikan di Amrik lebih menekankan pengembangan otak kanan... Beberapa waktu lalu saya melihat di acara TV VOA bahwa pemerintah Amrik meningkatkan anggaran pendidikan untuk seni, drama, musik, dll. Tapi bagaimana dengan Indonesia???
Menghasilkan inovator adalah menciptakan seseorang yang unggul baik di otak kiri dan otak kanannya. Sehingga arah pendidikan kita harus "dirampingkan" dari muatan2 eksploitasi otak kirinya dan kembali fokus pada pengembangan otak kanan.
Namun, pengetahuan saja tidak cukup... Stephen Covey (Leader in Me), mengungkapkan bahwa modal utama kesuksesan adalah kualitas diri dalam kepemimpinan, komunikasi, negosiasi, kesantunan serta inovasi dalam diri si pembelajar.
Yang menyedihkan adalah saat ini hampir semua pendidikan di Indonesia lebih fokus pada pengembangan otak kiri siswa. Jangan kaget jika banyak siswa yg frustasi karena di"hajar" otak kirinya. Orang tua berlomba-lomba mengkursuskan siswanya belajar, matematika, fisika, dll. Bahkan orang tua lebih bangga jika anaknya lomba pada hal2 yg berbau eksakta... Hal ini tidak menjadi masalah selama pengembangan otak kanan tidak "dikorbankan".
Einstein pernah mengungkapkan bahwa imajinasi lebih utama daripada pengetahuan... Artinya otak kanan haruslah dilatih.. Saat ini arah pendidikan di Amrik lebih menekankan pengembangan otak kanan... Beberapa waktu lalu saya melihat di acara TV VOA bahwa pemerintah Amrik meningkatkan anggaran pendidikan untuk seni, drama, musik, dll. Tapi bagaimana dengan Indonesia???
Menghasilkan inovator adalah menciptakan seseorang yang unggul baik di otak kiri dan otak kanannya. Sehingga arah pendidikan kita harus "dirampingkan" dari muatan2 eksploitasi otak kirinya dan kembali fokus pada pengembangan otak kanan.
Di Masa depan segala sesuatu yg dikerjakan dgn otak kiri akan digantikan dgn teknologi informasi. Sehingga di masa depan manusia yang unggul di otak kanan akan survive. Jangan terkejut jika beberapa profesi yang sudah bisa diotomatisasi akan hilang... bahkan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligent) dapat melakukan pengambilan keputusan spt seorang dokter dan akuntan, apalagi pekerjaan setingkat buruh pabrik.
Semoga tulisan singkat ini bukan sekedar menjadi perenungan tetapi awal bagi kita semua untuk segera melakukan perubahan.
Note: tulisan ini berawal kesedihan dokter saya yg mengungkapkan bahwa bangsa ini sangat bergantung produksi obat dari LN... Indonesia adalah bangsa buruh bukan bangsa pencipta...
Pemerintah kita lebih suka mendatangkan investor daripada menciptakan inovator utk menjadi investor di negara lain..
Note: tulisan ini berawal kesedihan dokter saya yg mengungkapkan bahwa bangsa ini sangat bergantung produksi obat dari LN... Indonesia adalah bangsa buruh bukan bangsa pencipta...
Pemerintah kita lebih suka mendatangkan investor daripada menciptakan inovator utk menjadi investor di negara lain..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar